ayah meninggal baru 3 tahun yang lalu. Memang ayahku adalah seorang lelaki yang tampan dan kisahnya terlalu kelam, aku akan menceritakan tentang kisah ayahku.
Ayahku
adalah seorang lelaki yang berkarismatik, semua orang mengatakan itu bahkan
orang yang tidak aku kenal mengatakan hal seperti itu. Pernah aku hendak pergi
ke suatu tempat dengan memakai motor pinjaman yang aku pinjam dari temanku.
Tiba-tiba ban motor itu bocor, dan aku hendak mendorongnya ke tempel ban terdekat.
“udak tempel jolo bah” sahutku dalam bahasa Indonesianya om tempelin ban saya,
saya adalah orang yang bermarga Lubis yang tinggal di provinsi Sumatera Utara tepatnya
di Padangsidempuan. Padangsidempuan adalah kota yang asri sejuk dan tentram,
Padandsidempuan juga disebut dengan kota Salak karena Padangsidempuan mempunyai
perkebunan salak terbesar sehingga padangsidempuan disebut kota salak. “Alak
dia doho?” tanya om yang sedang menempel sepeda motor om itu bertanya tentang
asal ku, “alak Rajawali udak” sahutku. Rajawali adalah nama daerah tempat
tinggal ayahku sejak kecil sampai akhir hayatnya. “anak nise maho disi?”
sahutnya lagi dengan pertanyaan siapa nama orangtuamu disana, aku pun
menjawabnya. “anak ni mandiang Zakaria udak” sahutku kembali. Dia menghentikan
pekerjaannya sejenak dengan mengucapkan kata kotor, memang di kampungku itu
kata kotor “bujangmu!’ sahutnya memang kata-kata seperti itu memang sudah biasa
di ucapkan semua orang tanpa mengenal usia, itulah hal yang sudah membudaya di
kampung halamanku tersebut.
Dan
si om tadi menceritakan kisah ayahku bersamanya, memang aku sudah banyak
mendapatkan kisah cerita ayahku dari banyak orang, mulai dari tetangga orangtua
yang dulu pernah teman beliau, nenekku yang merupakan tante beliau, tentunya dari
ibuku, saudara-saudaraku yang pernah sempat hidup bersama beliau, semua
ceritanya sama yaitu tentang kebandelan beliau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar