“Sungguh,
wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan
Yusufpun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu Andaikan dia
tidak melihat tanda (dari) Tuhannya.....” (QS. Yusuf:24)
Masih dari Sulaiman bin Yasar, sebuah kisah yang mengagumkan: yaitu ketika ia
pergi dari Madinah untuk pergi haji bersama seorang temannya. Ketika mereka
berdua tiba di Iwa’, temannya mendirikan tenda dan mengeluarkan perbekalan.
Kemudian ia pergi ke pasar untuk membeli sesuatu, sedangkan Sulaiman duduk di
dalam tenda. Dia adalah pria yang sanga tampan wajahnya dan sangat menjaga diri
(wara’). Ternyata ada seorang wanita badui yang mengintainya dari atas bukit.
Kemudian wanita itu turun gunung menuju Sulaiman dan berdiri hadapannya. Wanita
itu mengenakan cadar dan sarung tangan. Kemudian ia membuka wajahnya, yang
ternyata seperti bulan purnama (sangat cantik). Lalu wanita itu
berkata,”Senangkan aku “. Sulaiman mengira wanita itu minta makanan. Lalu ia berdiri
mengambil perbekalannya dan memberkannya kepada wanita itu. Tapi ia berkata, “
Bukan itu yang kuinginkan. tapi yang kuinginkan adalah yang dilakukan oleh
seorang pria kepada isterinya.” lalu
Sulaiman berkata,”Temui saja Iblis.” Kemudian ia meletakkan kepalanya di antara
kedua lututnya, dan terus menangis. Ketika wanita itu melihatnya seperti itu,
segera ia mengenakan kembali cadarnya ke wajahnya dan beranjak pergi. Lalu ia
memberitahukan hal kini kepada keluarganya. Tak lama kemudian, temannya datang.
Ia melihat mata Sulaiman bengkak karena menangis, dan lehernya tercekat. Lalu
ia berkata,”Apa yang membuatmu menangis?” Ia menjawab,”Aku baik-baik saja. Aku
ingat anakku saja.” Temannya berkata, “Tidak, demi Allah, kamu pasti punya
cerita. Kamu baru bersama anakmu tiga hari yang lalu.” Ia terus mendesaknya,
hingga Sulaiman menceritakan kisah wanita Arab Badui tersebut. Lalu temannya
meletakkan perbekalannya dan menangis tersedu-sedu. Kemudian Sulaiman balik
bertanya,”Sedangkan kamu, apa yang membuatmu menangis?” Ia menjawab, “Aku lebih
berhak menangis daripada kamu. Karena aku takut, jika aku yang berada pada
posisimu aku tidak akan mampu bersabar terhadapnya.” Lalu mereka berdua
menangis. Ketika Sulaiman tiba di Makkah, ia langsung Tawaf dan Sa’i kemudian pergi
ke Hijir Ismail. Di sana ia duduk sambil memeluk lututnya hingga matanya
mengantuk. Lalu ia tertidur. Di dalam mimpinya, ia melihat seorang pria tampan
yang berpostur jangkung. Rupanya menawan dan baunya harum. Sulaiman bertanya
kepadanya, “Allah swt merahmatimu, siapa kamu?” Ia menjawab, “Aku Yusuf.”
Sulaiman bertanya lagi, “Apa aku sama sepertimu?” Ia berkata, “Ya”. Sulaiman
berkata, “Kisahmu dengan isteri al-Aziz (pejabat kerajaan Mesir) sangat
mengagumkan.” Yusuf menjawab, “tapi kisahmu dengan wanita di Iwa’
itu lebih mengagumkan.”
Saudaraku
ingatlah kita hidup di dunia ini hanya sebentar saja, tidak lain disini
hanyalah tempat persinggahan kita, di akhirat nantilah kita akan kekal.
Saudaraku sadarilah kemana kita setelah nafas kita terakhir dihembuskan, apa
bekal kita. Sungguh penyesalan sajalah yang akan kita dapatkan nanti kelak.
Semoga kisah ini dapat menginspirasi kita agar kita selalu di jalan sang
KHALIQ. Cerita yang saya kutip dari sebuah buku yang berjudul “Kecerdasan Emosi
Menurut AL-QUR’AN” ini pada bagian terapi maniak seks, bisa menyadarkan kita
yaa saudaraku untuk kembali memohon ampun kepadaNYA. Kurang dan lebihnya saya
ucapkan mohon maaf. Wassalamualakum. Wr. Wb
Tidak ada komentar:
Posting Komentar